Tuesday, May 31, 2016

Jeritan Hati Petani Sayuran

           Pada tahun 2016 ini sudah 71 tahun Negara yang kita cintai ini Merdeka dari jajahan negara-negara barat dan Jepang, sudah beberapa periode kepemimpinan berganti mulai dari orde lama, orde baru dan masa reformasi yang kita jalanan sekarang ini.  sudah beberapa kali presiden kita berganti mulai dari Bapak Soekarno, Bapak Soeharto, Bpk Bj Habibie, Bpk Gusdur, Ibuk Mega, Bpk Sby dan sekarang masa pemerintahan Bapak Joko Widodo(Jokowi) nasib petani tidak juga berubah masih jauh dari kata sejahtera seperti yang di katakan oleh para pemimpin-pemimpin kita untuk kesejahteraan petani.
         Kata sejahtera sangat mudah untuk dikatakan tetapi sangat sulit untuk diwujudkan, memang kata sejahtera itu sangat relatif bagi sebagian petani ada yang sejahtera tapi kebanyakan petani belum sejahtera terutama bagi petani yang bergerak dalam usaha budidaya hortikultura terutama tanaman sayuran yang harganya sangat berfluktuatif dan tidak stabil, bagi petani yang bergerak dalam bidang perkebunan mungkin banyak yang sudah sejahtera karena harga komoditi perkebunan lebih stabil.
         Pada Masa pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kala dengan kabinet kerjanya ada sedikit optimisme bagi petani untuk mewujudkan kesejahteraan bagi para petani. salah satu fokus program pemerintahan sekarang yang tertuang dalam Nawa Cita adalah terwujudnya kedaulatan pangan..
          Kalau kita baca dari kata kedaulatan pangan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pangan warga negara kita ini harus dipenuhi dari dalam negeri tidak dipenuhi oleh negara lain artinya untuk kegiatan impor bahan kebutuhan pokok seperti Beras, Bawang merah, Bawang Putih, daging  dll tidak dilakukan lagi.
          kalau impor kebutuhan pokok tidak dilakukan oleh pemerintah ada titik terang  untuk petani mencapai kata sejahtera. menurut pemikiran kami sebagai pelaku usaha pertanian yang bergerak dalam usaha tani sayuran ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai kesejahteraan petani.
1. Stop lakukan kegiatan impor beras, bawang merah, bawang putih seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi.
2. Stabilkan harga produk pertanian yang dihasilkan oleh petani ( Beras, Bawang Merah, Bawang Putih dll )
     Kami sebagai pelaku utama atau petani tidak mengharapkan harga bawang merah sampai Rp. 40.000/kg, karena kami juga berpikir harga tersebut terlalu tinggi yang sulit terjangkau oleh sebagain masyarakat, yang kami perlukan atau kami harapkan dari pemerintah adanya kepastian harga dari pemerintah terhadap komoditi pertanian, disaat harga bawang merah anjlok disini sebenarnya pemerintah lebih berperan untuk membeli bawang merah tersebut dengan harga yang lebih dari pada harga pasar supaya petani bawang tidak merugi atau dengan harga diatas BEP Petani agar petani tersebut tidak terlalu merugi, jangan hanya ketika harga bawang mahal pemerintah melakukan operasi pasar untuk menurunkan harga bawang tersebut, ini merupakan hal yang menurut kami agak keliru.
     Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga bawang merah sekitar Rp 20.000/kg dengan harga demikian insyaallah kesejahteraan petani akan dapat terwujud.

No comments:

Post a Comment